Pada tanggal 5 Desember 2024, tim laboran dari Program Studi Teknik Mesin dan Manufaktur Fakultas Teknik Universitas Surabaya (Ubaya) berhasil menciptakan inovasi baru dengan mengubah mesin bubut manual lama menjadi alat bantu pengelasan gesek berputar atau Rotary Friction Welding (RFW). Kreasi ini memungkinkan penghematan anggaran karena biaya pembuatan alat yang relatif terjangkau dan kemudahan dalam proses perakitan maupun pembongkaran, dibandingkan membeli mesin serupa yang harganya bisa mencapai lebih dari Rp 1 miliar.
Tim inovator yang terdiri dari Thomas Widyadmoko, Misdi, dan Prihartono ini berhasil meraih penghargaan terbaik pertama dalam kategori inovasi rekayasa teknologi dari Kemendikbudristek. Thomas, selaku ketua tim, menjelaskan bahwa inspirasi di balik pengembangan alat ini adalah harga mesin RFW yang sangat mahal, sehingga membatasi pelaksanaan praktikum manufaktur yang melibatkan teknik pengelasan logam. Dengan adanya inovasi ini, mahasiswa dan dosen kini dapat memanfaatkan alat tersebut untuk penelitian solid state welding.
Alat bantu ini memiliki berbagai keunggulan, di antaranya kompatibilitas dengan mesin bubut manual, pengaturan variasi putaran spindle, diameter, waktu, dan tekanan. Hal ini menjadikannya fleksibel untuk berbagai kebutuhan penelitian. Selain itu, biaya pembuatannya yang terjangkau dan desain yang mudah dibongkar pasang menjadi nilai tambah yang signifikan. Proses pengoperasiannya juga sederhana, memungkinkan penyambungan material berbeda dengan hasil las yang kuat.
Thomas menambahkan bahwa alat ini tidak hanya berguna bagi mahasiswa dan dosen Ubaya, tetapi juga dirancang untuk menjadi pusat pembelajaran bagi pihak luar, termasuk UMKM di sekitar Surabaya yang ingin mempelajari teknik RFW. Berkat keunggulan dan potensi pengembangannya, inovasi ini berhasil mengungguli 57 perguruan tinggi negeri dan swasta dari 17 provinsi di Indonesia. Pada November lalu, alat ini juga memperoleh hak cipta.
Rencana ke depan, tim berencana mengembangkan fitur otomatisasi pada proses pengelasan dan menyediakan mesin bubut khusus untuk mendukung teknik RFW. Selain itu, mereka juga membuka peluang kerja sama dengan industri dan UMKM serta merancang replikasi alat untuk para pemangku kepentingan di luar Ubaya. Dengan langkah-langkah tersebut, inovasi ini diharapkan dapat memberikan kontribusi lebih luas di bidang pendidikan dan industri.