Sebagaimana yang kita ketahui, kita sedang memasuki era society 5.0 atau dikenal pula dengan Super Smart Society. Di era society 5.0, aspek sosial dan ekonomi memainkan peran penting dalam mendukung aplikasi dan penerapan teknologi, terutama dalam pencapaian target industri. Di sisi lain, yang tidak kalah penting yaitu bagaimana peran Community Social Responsibility (CSR) dalam mengawal implementasi kegiatan industri. Hal inilah yang menjadi pertimbangan Bapak Dr. Ir. Yuwono Budi Pratiknyo, IPM. selaku Kaprodi Teknik Mesin dan Manufaktur Ubaya untuk mengadakan webinar berjudul “Peran dan Fungsi Corporate Social Responsibility (Community Development) dalam Pencapaian Target Industri”. Yuwono menjelaskan, “Di dalam beberapa proyek yang saat ini dijalankan di Indonesia, dari sisi teknologi sudah siap, tetapi tidak kalah penting bagaimana community development dapat mempercepat proses kita untuk mewujudkan pembangunan industri.”
Webinar ini dilaksanakan pada Sabtu, 23 Maret 2024 dan dihadiri oleh lebih dari 80 peserta dari berbagai latar belakang pendidikan dan profesional. Narasumber yang dihadirkan yakni Gita A. Fadilla yang telah bekerja selama 34 tahun di Perusahaan Energi Multi Nasional dan Konsultan Perusahaan Geothermal. Gita menyebut relevansi CSR sebagai pendekatan perusahaan dalam pembangunan yang berkelanjutan. “Corporate Social Responsibility adalah cara pihak industri mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan teknis dan ekonomis. Dalam melakukan pembangunan berkelanjutan, pihak perusahaan perlu memikirkan Corporate Social Responsibility,” ujar Gita.
Lingkup CSR sangat luas, tetapi pada kesempatan kali ini Gita hanya fokus membahas lebih dalam terkait community development. Gita menjelaskan bahwa community development adalah tanggung jawab pihak industri terhadap masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan mereka yang dilakukan secara sistematis, terintegrasi, dan berkelanjutan. Gita menjabarkan aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam menerapkan community development, mulai dari kebijakan perusahaan, struktur organisasi, rencana strategis, evaluasi, hingga alat ukur terlaksananya community development.
Sebagai penutup, Gita menyimpulkan bahwa industri bukan sekadar alat produksi atau alat untuk mencari keuntungan, tetapi industri juga bertanggung jawab untuk menjalankan community development dalam pembangunan berkelanjutan. “Penyebab industri mengalami keterlambatan proyek kapital terletak pada faktor non-teknis. Oleh karena itu, pihak industri memerlukan CSR sebagai sudut pandang industri dalam pengambilan keputusan secara komprehensif,” pungkas Gita.